Itu yang kita denger di beberapa tempat yang mau kita masukin produk. Duh, dengere jadi sediiih…. 😦 Bagaimana ga sedih coba? Produk yang kita jadikan sample tentu aja udah kita buat dengan usaha terbaik. Dengan harapan bisa kita masukin ke tempat itu. Paling ga, kalau memang ga bisa nerima kita yah jangan ngomong kayak yang di atas… (ga mau denger lagi). Itu kisah kita di awal-awal masarin produk di beberapa toko di jogja.
Sebenernya, kenapa sih orang bisa ngomong kayak di atas? Ada beberapa hal yang bisa kita berdua fahami (setelah kita analisis selama seharian penuh), yang akhirnya kesimpulannya sebagai berikut:
1. Orang itu ga tau gimana proses sebuah produk dibuat. Jadi ketika liat produk kita, dia meremehkan dengan memperbandingkan harga dengan tampilan produk. Padahal sebuah produk dibuat tentu ga hanya asal jadi (‘kan buat dijual). Ada tahap-tahapnya, mulai bikin master, nyetak, nge-lem, kasih assesoris, hingga finishing dan harus di sortir mana layak mana yang ga.
2. Orang itu ga tau harga bahan pembuatan produk. Untuk membuat produk gift box kita jadi bagus tentu bahan yang kita pakai ga yang murahan loh! Sesuai dengan misi kita, barang yang bagus tapi ga nguras kantong, maka bahan-bahan mulai dari kertas duplex, kertas kado, pita dan assesoris lain kita pilihin yang sesuai dengan misi. Misal kertas kado, kita milih merk sansan wawa coz memang dengan kertas kado itu hasilnya memuaskan. Ga terlalu tipis, warna-warnanya cerah dan mantap serta harganya ga mahal…
3. Orang itu ga tau bagaimana produk bisa sampai ke toko. Yang kita maksud adalah gimana perjalanan produk kita dari “homework” ke toko2. Kadang-kadang yang bikin mahal produk selain biaya produksi adalah biaya ongkos kirim produk plus biaya resiko cacat produk di jalan. Kalau toko tujuannya jauh dari “homework” dan ga bisa kita jangkau (belum punya mobil), maka kita terpaksa pake jasa kurir. Sebagai contoh saja pakai TiKi JNE (untuk cek biaya bisa lewat online loh!)… atau pake travel (kalau ini cenderung lebih mahal).
4. Orang itu emang ga bisa ngehargain dan menikmati produk kita. Kalau yang model trakhir ini jangan tanya deh! Pasti adanya cuma di jelekin terus. Yang kemahalan, tampilan produk ga oke, ato “ah, cuma kayak gini saja kok…! Saya juga bisa bikin.” Heu-heu, extra sabaaaar!!!
Setelah dapet kesimpulan kayak gitu, jika ada sesuatu hal yang kita alami saat promo produk, kita jadi lebih terpacu deh! Harus positive thinking! Mungkin aja ….. orang itu ga tau ….., dan mentok2nya kita kategorikan yang bawel di kesimpulan keempat. Yang intinya adalah “ah,cuma kayak gini saja kok…! Ga usah dipikiriiiin 😉